News Update
- Sate Petir Pak Nano: Disambar Sate Petir Racikan Pak Nano yang Bikin Ketar-ketir
- Sagoo Kitchen: Gurih Mantap! Nasi Goreng Kunyit Ayam Bledos di Resto Jadoel
- Melewati Garut? Jangan Lupa Makan Enak Dulu di 5 Tempat Ini
- Hotel Indonesia Natour Raih Penghargaan dari ITTA Foundation
- Beda Tahu Petis Bandung yang Dicicip Jokowi dengan Tahu Petis Semarang
- Redjeki Kuliner: Malas Masak? Pesan Saja Ayam Goreng dan Sayur Lodeh Enak Ini
- Sumber Bestik Pak Darmo: Empuk Gurih Bestik Lidah yang Menggoyang Lidah
- Waroeng Keroepoek : Menikmati Wedang Bergaya Kekinian di 'Cafedangan'
Danau Maninjau
- Kabupaten Agam
- Kabupaten Dharmasraya
- Kabupaten Kepulauan Mentawai
- Kabupaten Lima Puluh Kota
- Kabupaten Padang Pariaman
- Kabupaten Pasaman
- Kabupaten Pasaman Barat
- Kabupaten Pesisir Selatan
- Kabupaten Sijunjung
- Kabupaten Solok
- Kabupaten Solok Selatan
- Kabupaten Tanah Datar
- Kota Bukittinggi
- Kota Padang
- Kota Padang Panjang
- Kota Pariaman
- Kota Payakumbuh
- Kota Sawahlunto
- Kota Solok

• Hamka
• AR. Mansur
• Moh. Natsir, Rasuna Said
• Kaharuddin dt. Rangkayo Basa (Gubernur Sumbar)
• Bachtiar Chamsyah
• Mohammad Ansyar
Menuju ke Maninjau dari arah Bukittinggi akan terlihat kemilau Danau Maninjau dengan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal kelok 44.
Maninjau berasal dari kata tinjau, semula ada rombongan hanya ingin meninjau saja, ternyata jadi menetap (Nagari Maninjau), berlanjut dengan melakukan kegiatan keingin tahuan lebih mendalam dengan cara menyigi seperti nama kampung Sigiran. Sewaktu menyigi itu banyak dijumpai pohon Bayua jadilah sekarang Nagari Bayua. Sebagai bukti dari alam takambang dijadikan guru.
Menurut legenda/ cerita lama asal Maninjau ini, berkembang dari legenda Bujang Sembilan, dimana dari keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki (bujang) dan seorang perempuan bernama Sani, keelokkan paras dan kucindannya (perilaku) menjadi daya pikat tersendiri olrh pemuda bernama Sigiran yang kemudian menjalin asmara.
Datanglah tuduhan dari Bujang bahwa selama menjalin asmara telah terjadi perbuatan amoral. Tuduhan itu dibuktikan oleh kedua insan dengan cara melompat terjun kekawah gunung Tinjau sebagai sumpah atas pembuktian, manakala terbukti, maka gunung Tinjau akan meletus dan menenggelamkan kampung itu, sebagaimana Danau maninjau sekarang yang masih ada kawah. Sedangkan Bujang Sembilan dikutuk menjadi ikan, konon masih hidup hingga kini.
Berbagai fasilitas pendukung juga tersedia di Maninjau, salah satunya Hotel Maninjau Indah. Atraksi kesenian dapat anda nikmati, seperti pantun dan lagu Kim Rajo bintang selaku pionir yang telah berjasa mengembangkan wisata lainnya sperti hotel, home stay dan cafe serta makanan spesifik danau yang bisa anda cicipi seperti : rinuak, bada hitam, ikan bakar, pensi yang mempunyai cita rasa yang spesifik.
Karena kemilaunya yang menggoda, tak heran pesonanya dilukiskan pula dalam pantun :
Jika makan sirih
Makanlah dengan pinang yang hijau
Jika ke Ranah Minang
Jangan lupa berkunjung ke Maninjau
Sumber : www.agamkab.go.id